KAMPANYE PILKADA AGUSRIN
DI MASS MEDIA: Sebuah Analisis Wacana
oleh:
Robeet Thadi,
S.Sos., M.Si
ABSTRACT
The election of head district directly in political
history is something new in the territory. In the opinion of mass media, this
event have news value, so almost all mass media report them. Daily of Rakyat
Bengkulu is one of the regional mass media that intens in reporting the
campaign of head district election activity. This research is analysis news
text as a construction discourse by Daily of Rakyat Bengkulu about the campaign
of head district election activity of Agusrin M. Najamudin. This news are
dissection by using Critical Discourse Analysis model of “Social Cognition”
from Teun A. van Dijk. Beside discover the press social cognition Daily of Rakyat
Bengkulu through deep interview, this research also using the Daily of Semarak
Bengkulu as a standard comparison media. The result of this research indicate
that Daily of Rakyat Bengkulu in its reporting tend to construct of mind and
performance of Agusrin with the best way and exaggerate it. Social cognition
press of Daily of Rakyat Bengkulu appraise Agusrin is the best candidate of
governor from the others, in this thing it will clarify that daily tend of
campaign Agusrin M. Najamudin as a proper candidate of governor that must be
supported by Bengkulu society.
Keyword:
Critical Discourse Analysis, Campaign, and social cognition.
1.
PENDAHULUAN
Peristiwa politik dalam hal ini kampanye politik
selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan liputan. Hal ini terjadi
karena ada dua faktor yang saling berkaitan. Pertama, dewasa ini politik
(kampanye politik) berada di era mediasi (political in the age of mediation)
yakni media massa, sehingga hampir
mustahil kehidupan politik dipisahkan dari media massa. Kedua,
peristiwa politik dalam bentuk tingkah laku dan pernyataan para aktor politik
lazimnya selalu mempunyai nilai berita sekalipun peristiwa politik itu bersifat
rutin belaka, seumpamanya rapat partai atau pertemuan seorang tokoh politik
dengan para pendukungnya (Hamad, 2004: 1). Apalagi jika peristiwa politik itu
bersifat luar biasa seperti pemilihan kepala daerah langsung sebagai budaya
baru dalam perpolitikan di tanah air. Alhasil, liputan politik senantiasa
menghiasi berbagai media setiap harinya.
Secara kuantitatif, menurut
data desk Pilkada Departemen Dalam Negeri (dalam Umry, 2005) sepanjang Juni
2005 ada 226 daerah di seluruh tanah air melaksanakan perhelatan demokrasi
lokal pilkada langsung. 11 Provinsi akan memilih gubernur, 179 kabupaten
memilih bupati dan 36 kota memilih walikota. Sedangkan pemilih yang terlibat
dalam pilkada meliputi 77 juta orang. Bengkulu merupakan salah satu dari 11
provinsi yang memilih gubernurnya. Secara nasional, calon kepala daerah/wakil
kepala daerah yang muncul meramaikan bursa Pilkada terdiri dari berbagai aneka
ragam latar belakang profesinya. Ada yang berasal dari birokrat, pengusaha,
dosen, pimpinan/anggota DPRD, pensiunan/purnawirawan, BUMN dan swasta. Dari
profil calon tersebut, mantan kepala daerah/wakil kepala daerah maupun yang
masih menjabat menguasai bursa calon.
Pada Pilkada pemilihan gubernur Provinsi Bengkulu,
ada satu pasang calon yang berasal dari pengusaha dan ustadz, pasangan ini
memperoleh perhatian lebih dari media cetak lokal. Hal ini dapat dimaklumi
karena keduanya bukan berasal dari birokrasi dan pelaku baru dalam politik
daerah, saat mencalonkan diri keduanya sama-sama berusia 35 tahun. Sang calon banyak
mengundang perhatian wartawan, menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti
untuk melakukan penelitian ini, terutama menyangkut bagaimana media mewacanakan
calon tersebut dalam pemberitaannya setiap hari selama massa kampanye pilkada.
Harian Rakyat Bengkulu
adalah salah satu surat kabar daerah yang selalu memberitakan kegitan kampanye
pilkada. Media ini sangat concern dalam mengikuti perkembangan tahapan
pilkada. Selama masa kampanye, berita tentang pilkada menempati halaman-halaman
khusus yang berbeda pada hari-hari di luar kampanye
pilkada. Berita tentang hal tersebut selain ditempatkan pada halaman dua dan tiga
dengan rubrik Suksesi Pilkada, dan rubrik Jepret pada halaman
empat dan lima, pada hari-hari tertentu rubrik Jepret pun diterbitkan
lebih dari empat halaman dengan konsekuensi bertambahanya jumlah halaman. Pada
hari-hari biasa media ini hanya terbit 20 halaman, namun pada hari-hari selama
pilkada berlangsung media ini terbit 24 halaman dan bahkan pada tanggal 23 Juni
2005 terbitan mencapai 32 halaman. Setiap harinya berita tentang pilkada juga selalu
memenuhi kolom-kolom rubrik Berita Utama pada halaman satu harian Rakyat
Bengkulu.
Berbeda dengan
media daerah lainnya dalam hal ini harian Semarak Bengkulu, menurunkan
berita pilkada berimbang dengan berita-berita lain yang terjadi di daerah
maupun nasional. Harian ini lebih memilih proses dan persiapan keberlangsungan
pilkada, berita yang dimuat lebih bersifat status quo karena media ini berada
dibawah kendali humas pemda kota Bengkulu. Ini juga yang menjadi pertimbangan
mengapa media harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu dipilih
sebagai objek kajian dalam penelitian ini.
Beragamnya wajah dan latar belakang kandidat
gubernur dan wakil gubernur beserta visi dan misinya masing-masing, akan
semakin memperbanyak pilihan berita yang akan dimuat oleh setiap media. Pilihan berita oleh setiap media ditentukan
dengan berbagai pertimbangan. Shoemaker dan Reese (1991: 223) misalnya,
menyebut lima faktor yang mempengaruhi kecenderungan berita suatu media yaitu:
individu pekerja media, rutinitas media, organisasional, ekstra media dan
ideologi.
Dari lima kecenderungan di atas, terutama kognisi
sosial wartawan/individu pekerja media akan mempengaruhi perbedaan
kecenderungan berita setiap media. Kognisi sosial merupakan kesadaran mental
wartawan, karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran,
pengetahuan, prasangka atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa. Faktor
tersebut juga akan memungkinkan setiap media berbeda dalam mengkonstruksi
(memberitakan) tentang realitas yang sama. Bagaimana realitas itu akan dikemas
menjadi berita sangat tergantung pada bagaimana realitas itu dipahami,
didefinisikan dan dimaknai.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus
penelitian ini adalah bagaimana harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak
Bengkulu mewacanakan tentang kampanye pilkada Agusrin M. Najamudin dalam
pemilihan gubernur pada pilkada Provinsi Bengkulu dalam pemberitaannya.
Dari fokus masalah tersebut, maka secara umum ada
tiga pertanyaan penelitian yang akan dijawab, yaitu:
1. Bagaimana
kecenderungan (trend) pemberitaan harian Rakyat Bengkulu dan
harian Semarak Bengkulu tentang
kampanye Agusrin M. Najamudin dalam pemilihan gubernur pada pilkada Provinsi
Bengkulu?
2. Bagaimana cara harian
Rakyat Bengkulu dan harian Semarak
Bengkulu mengkonstruksi realitas yang berkaitan dengan kampanye politik
Agusrin M. Najamudin sebagai salah satu calon gubernur pada pilkada Provinsi
Bengkulu ke dalam teks beritanya?
3. Bagaimana kognisi
sosial wartawan harian Rakyat Bengkulu dalam memandang kampanye politik
pilkada Agusrin M. Najamudin sebagai salah satu calon gubernur Provinsi
Bengkulu?
Penelitian
ini bermaksud menjelaskan bagaimana harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu mengkonstruksikan
teks-teks beritanya tentang kampanye politik Agursin M. Najamuddin sebagai
salah satu calon gubernur pada pilkada Provinsi Bengkulu.
Dari tiga
pertanyaan penelitian di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini:
1
Menjelaskan kecenderungan (trend)
pemberitaan harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu tentang kampanye politik Agusrin M. Najamudin
sebagai salah satu calon gubernur pada pilkada Provinsi Bengkulu.
2
Mengetahui cara harian Rakyat Bengkulu dan
harian Semarak Bengkulu mengkonstruksi
realitas yang berkaitan dengan kampanye politik Agusrin M. Najamudin sebagai
salah satu calon gubernur pada pilkada Provinsi Bengkulu ke dalam teks berita,
dan
3
Mengetahui bagaimana kognisi sosial wartawan
harian Rakyat Bengkulu dalam memandang kampanye politik pilkada Agusrin
M. Najamudin sebagai calon gubernur pada pilkada Provinsi Bengkulu.
2. METODE
Penelitian
ini termasuk dalam perspektif interpretif. Mulyana (2004: 146) menyebut
penelitian kualitatif dengan istilah interpretif atau paradigma subjektif. Jenis
penelitian ini memberikan peluang yang besar bagi dibuatnya
interpretasi-interpretasi alternatif (Littlejohn, 1996: 16). Ditambahkan
Eriyanto (2005: 59) bahwa proses pemaknaan dalam teori interpretif tidak bisa
dilepaskan dari unsur subjektivitas sang pemberi makna, dimana keberpihakan
peneliti atas suatu masalah sangat menentukan bagaimana teks ditafsirkan. Sedangkan
pendekatan analisis data yang dipakai adalah analisis wacana kritis dari Teun
A. van Dijk.
Penelitian ini
menjadikan berita sebagai unit analisis. Pemberitaan yang dianalisis adalah
semua pemberitaan yang berkaitan dengan berita kampanye politik Agusrin M. Najamudin
dalam kapasitasnya sebagai salah satu calon gubernur Bengkulu dalam pilkada
langsung pada harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu.
Waktu yang dipilih adalah tanggal terbitan harian Rakyat Bengkulu dan
harian Semarak Bengkulu selama musim kampanye pilkada putaran pertama
dan putaran kedua yaitu, tanggal 14-24 Juni 2005 dan tanggal 26-29 Septermber
2005. Tanggal tersebut merupakan waktu berlangsungnya agenda-agenda penting
pemilihan kepala daerah di Propinsi Bengkulu.
Terhadap
berita yang ada, selanjutnya akan dibedakan berdasarkan dua kategori yang telah
ditetapkan, yaitu berita tentang pikiran/pernyataan Agusrin sebagai Calon
gubernur Bengkulu dan berita tentang dukungan massa Agusrin dalam kegiatan
kampanye pilkada Agusrin M. Najamuddin.
Pikiran/pernyataan
Agusrin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah opini yang disampaikan oleh
Agusrin M. Najamuddin sebagai calon gubernur propinsi Bengkulu, baik yang
disampaikan dalam forum sosialisasi dan pemaparan visi dan misinya, maupun di
luar forum kampanye, sepanjang masih berkaitan dengan keikutsertaannya sebagai
calon gubernur propinsi Bengkulu. Pemikiran tersebut dibatasi pada opini
Agusrin yang dipublikasikan oleh harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak
Bengkulu selama kampanye pilkada putaran pertama dan kedua.
Sedangkan yang
dimaksud dengan dukungan massa Agusrin dalam penelitian ini adalah pemberitaan
surat kabar tentang hasil yang diperoleh oleh Agusrin M. Najamuddin, menyangkut
dukungan dan penerimaan masyarakat di kabupaten dan kota selama masa kampanye
yang dilaksanakan oleh tim kampanye dan KPUD propinsi Bengkulu, lebih fokus
lagi teks berita dukungan massa yang menghadiri kegiatan kampanye pilkada
Agusrin. Berita yang dimaksud dibatasi pada terbitan kedua media (harian Rakyat
Bengkulu dan Semarak Bengkulu) tersebut selama masa kampanye putaran
pertama dan kedua.
Kategori
berita tentang Agusrin dalam penelitian ini adalah semua berita yang
menginformasikan tentang pikiran dan dukungan massanya dalam kegiatan kampanye
pilkada cagub/cawagub Propinsi Bengkulu. Ada 9 berita tentang kegiatan kampanye
pilkada Agusrin M. Najamuddin sebagai calon gubernur pada pilkada dalam harian Rakyat
Bengkulu. Dari 9 berita tersebut akan dipilih dan dikelompokkan berdasarkan
dua kategori di atas. Sementara pada harian Semarak
Bengkulu ada 4 berita tentang kegiatan kampanye pilkada Agusrin M.
Najamuddin, tehadap ke 4 berita tersebut juga dikelompokkan berdasarkan kedua
kategori di atas dan dianalisis dengan enam unsur analisis wacana kritis model
van Dijk.
Berdasarkan
kategori tersebut, maka secara umum ada empat jenis data yang dikumpulkan,
yaitu: 1) Teks berita harian Rakyat Bengkulu tentang pikiran/pernyataan
Agusrin M. Najamuddin sebagai calon gubernur dalam kegiatan kampanye pilkada.
2) Teks berita harian Rakyat Bengkulu tentang dukungan massa Agusrin M.
Najamuddin dalam kegiatan kampanye pilkada Agusrin M. Najamuddin; 3) Teks
berita harian Semarak Bengkulu tentang pikiran/pernyataan Agusrin M.
Najamuddin sebagai calon gubernur dalam kegiatan kampanye pilkada; 4) Teks
berita harian Semarak Bengkulu tentang dukugan massa Agusrin M.
Najamuddin dalam kegiatan kampanye pilkada Agusrin M. Najamuddin.
Selain itu,
untuk melengkapi data dalam penelitian ini, khususnya untuk mengetahui kognisi
sosial wartawan yang memproduksi berita, dilakukan wawancara mendalam dengan
wartawan harian Rakyat Bengkulu.
3. HASIL PENELITIAN
Analisis wacana
terhadap teks berita yang diperoleh dari dua kategori berita yang diwacanakan
oleh harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu,
tentang Pikiran/pernyataan Agusrin dan dukungan massa Agusrin dalam kegiatan
kampanye pilkada cagub/cawagub Propinsi Bengkulu tahun 2005, melalui enam
elemen wacana kritis pendekatan van Dijk. Peneliti menemukan perbedaan signifikan
mengenai kecenderungan dan cara pemberitaan antara harian Rakyat Bengkulu
dengan harian Semarak Bengkulu, tentang pikiran/pernyataan
Agusrin dan dukungan massa Agusrin sebagai salah seorang calon gubernur dalam
kegiatan kampanye pilkada cagub/cawagub propinsi Bengkulu.
Meskipun kedua
harian lokal tersebut memotret realitas umum yang sama tentang kegiatan
pilkada, namun mereka mempunyai standar nilai yang berbeda, sehingga kedua
harian lokal tersebut mempunyai kecenderungan pemberitaan yang berlainan.
Harian Semarak Bengkulu
cenderung untuk mengembangkan figur Agusrin dengan apa adanya sebagai calon
gubernur dalam kegiatan kampanye pilkada, sedangkan harian Rakyat Bengkulu
lebih cenderung untuk menjadikan moment tersebut untuk merepresentasikan figur
tertentu, di mana Agusrin adalah calon yang mewakili anak muda dan memiliki
pikiran dan pernyataan yang berbeda dengan calon gubernur yang lain.
Untuk lebih memperjelas perbedaan konstruksi
wacana antara harian Semarak Bengkulu dengan harian Rakyat
Bengkulu tentang realitas yang berkaitan dengan pikiran/pernyataan
Agusrin dan dukungan massa Agusrin sebagai salah seorang calon gubernur
Bengkulu dalam kegiatan kampanye pilkada, dapat dilihat dari struktur wacana
(tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik dan retorik) yang
dikembangkan oleh kedua media lokal tersebut, yang inti sarinya lihat tabel 1
dan tabel 3 tulisan ini.
Sementara kognisi sosial wartawan harian
Rakyat Bengkulu dalam memandang pemikiran dan prestasi Agusrin M. Najamudin
dalam kegiatan kampanye pilkada cagub/cawagub propinsi Bengkulu lihat tabel 4.
3.1. Analisis Wacana Kritis:
Perbandingan berita harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak
Bengkulu tentang pikiran Agusrin M. Najamudin.
Ada satu berita harian Rakyat Bengkulu
dan harian Semarak Bengkulu yang berkaitan dengan pikiran
Agusrin M. Najamudin dalam kampanye pemilihan gubernur propinsi Bengkulu yang
akan dianalisis dalam bagian ini, yaitu berita tanggal 23 Juni 2005. Kedua harian ini menurunkan berita tentang debat kandidat calon gubernur/wakil gubernur propinsi Bengkulu,
khususnya Agusrin M. Najamudin.
Harian Rakyat Bengkulu menulis judul ‘2,5 Tahun Tidak
Maju, Agusrin Siap Mundur,’ yang diletakan pada bagian tengah bawah
halaman headline. Sementara
harian Semarak Bengkulu membuat judul
‘Target Ir. Agusrin M. Najamudin dalam 2,5 tahun.’ Untuk mengetahui
bagaimana makna teks yang ditulis oleh wartawan kedua harian tersebut, dilakukan analisis menggunakan enam elemen/struktur
wacana dari van Dijk, dengan
perbandingan pemberitaan seperti tabel 1.
Tabel 1.
Perbandingan berita harian Rakyat Bengkulu dengan
harian Semarak Bengkulu tentang
pikiran/pernyataan Agusrin M. Najamudin
No
|
Indikator
|
Perbandingan Pemberitaan
|
|
Rakyat Bengkulu
|
Semarak Bengkulu
|
||
1
|
Tematik
|
Inti dari pikiran/pernyataan dan pendapat
Agusrin M. Najamudin selalu dijadikan sebagai judul berita, yang bersifat
persuasif (promosi).
|
Pikiran/pernyataan Agusrin memang dikutip
dalam judul tetapi tidak memberikan penekanan apapun.
|
2
|
Skematik
|
Judul, lead, dan isi berita yang diskemakan,
didominasi oleh kutipan pikiran Agusrin M. Najamudin. Dan komentar yang
merepresentasikan pikiran Agusrin M. Najamudin.
|
Judul, lead, dan isi berita yang diskemakan,
memuat kutipan pikiran Agusrin M. Najamudin. Namun tidak ada komentar yang
merepresentasikan pikiran Agusrin M. Najamudin.
|
3
|
Semantik
|
Pikiran Agusrin M. Najamudin selalu
dijelaskan secara detil dengan penjelasan yang panjang lebar.
|
Pendapat dan pikiran Agusrin M. Najamudin,
memang dikutip secara detil namun teks berita yang diangkat ditulis dengan
apa adanya.
|
4
|
Sintaksis
|
Pikiran/pernyataan dan sosok Agusrin M. Najamudin
sebagai wakil dari generasi muda dikonstruksi dengan bahasa yang baik dan
dikemas dengan kalimat yang persuasif.
|
Pikiran dan pendapat Agusrin M. Najamudin
dikutip dengan bahasa apa adanya, tidak ada penekanan apapun.
|
5
|
Stilistik
|
Memilih kata yang mempertegas pikiran dan
pendapat, serta sikap Agusrin M. Najamudin terhadap suatu hal.
|
Tidak ada penggunaan kata tertentu dalam
mengutip pikiran Agusrin, karena harian Semarak Bengkulu tidak
memberikan penekanan tertentu pada pikiran Agusrin M. Najamudin.
|
6
|
Retoris
|
- Penekanan dilakukan
dengan memuat foto Agusrin M. Najamudin.
- Berita tentang pikiran
Agusrin M. Najamudin biasanya ditempatkan pada halaman 1 (Rubrik Berita Utama).
|
- Ada penekanan pada foto
tapi tidak relevan dengan berita.
- Berita tentang pikiran
Agurin M. Najamudin ditemaptkan pada halaman 11.
|
3.2. Analisis Wacana Kritis:
Perbandingan berita harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak
Bengkulu tentang dukungan massa Agusrin M. Najamudin dalam kegiatan
kampanye Pilkada.
Menyangkut teks
berita yang masuk dalam kategori dukungan massa Agusrin dalam kegiatan kampanye
pilkada, ada lima berita harian Rakyat Bengkulu yang dianalisis, yaitu;
edisi Rabu, 15 Juni 2005, Jum’at, 17 Juni 2005, Sabtu, 18 Juni 2005, Minggu, 19
Juni 2005, dan Senin, 20 Juni 2005.
Dipilihnya lima edisi di atas untuk
dianalisis, bukan berarti bahwa harian Rakyat Bengkulu hanya lima kali
memberitakan tentang dukungan massa yang diperoleh Agusrin dalam kegiatan
kampanye pilkadanya. Lima edisi berita tersebut dianggap telah mewakili berita
yang lainnya, baik dari segi keterwakilan berita kegiatan kampanye pilkada di
beberapa daerah kota/kabupaten, maupun dari segi isi berita yang mempublikasikan
raihan dukungan massa yang diperoleh Agusrin M. Najamuddin.
Hasil temuan peneliti, selama massa kampanye
putaran pertama dan putaran kedua dalam bulan Juni dan September 2005, harian Rakyat
Bengkulu menulis delapan berita yang berkaitan dengan dukungan massa yang
diperoleh Agusrin dalam kegiatan kampanye pilkada tingkat kabupaten/kota.
Kedelapan berita tersebut menggunakan judul yang secara langsung menyebut nama
Agusrin. Dari segi penempatan berita, lima berita yang berkaitan dengan
dukungan massa Agusrin ditempatkan menjadi berita utama pada halaman satu dan
bersambung pada halaman sembilan belas dan sebagian halaman dua puluh tiga.
Sedangkan tiga berita lainnya diberitakan pada halaman 7, 9 dan 11, yang juga
dinilai strategis setelah halaman pertama, jelasnya lihat tabel berikut:
Tabel 2
Kategorisasi Berita tentang dukungan massa Agusrin M.
Najamudin pada Harian Rakyat Bengkulu selama Juni dan September 2005
No
|
Kategori Berita
|
Halaman
|
Total
|
|||
1
|
9
|
7
|
11
|
|||
1
|
Berita berdasarkan penempatan dalam halaman
|
5
|
1
|
1
|
1
|
8
|
2
|
Berita yang menyebut nama Agusrin dalam judulnya
|
5
|
1
|
1
|
1
|
8
|
3
|
Berita yang mencantumkan foto Agusrin M. Najamudin di tengah massa
pendukungnya
|
4
|
1
|
0
|
0
|
5
|
Sementara
pemberitaan dukungan massa Agusrin
dalam kegiatan kampanye pilkada yang diwacanakan harian Semarak
Bengkulu, yakni edisi Senin, 20 Juni 2005, Rabu, 29 Juni 2005, dan
Kamis, 29 September 2005. Dari hasil penilitan di lapangan, berita tentang
kegiatan kampanye pilkada tidak terbatas dari tiga berita tersebut di atas,
namun berita yang menjelaskan tentang dukungan massa kepada Agusrin, hanya ditemukan tiga edisi
dimaksud. Menurut peneliti ketiga teks berita tersebut cukup mewakili dan masuk
dalam kategori berita dukungan massa yang diperoleh Agusrin M. Najamuddin. Satu
dari berita Harian Semarak Bengkulu tersebut, sama dengan hari
dan tanggal terbitan harian Rakyat Bengkulu yang telah dianalisis
sebelumnya. Sedangkan pada dua edisi lainnya berbeda dengan pemberitaan yang
diangkat oleh harian Rakyat Bengkulu, namun kedua wacana
tersebut, peneliti tetap mengkategorikannya sebagai pemberitaan harian Semarak
Bengkulu tentang dukungan massa kepada Agusrin, meskipun secara
kuantitas dan kualitas tidak sama dengan berita yang ditulis harian Rakyat
Bengkulu.
Tabel 3.
Perbandingan Berita Harian Rakyat
Bengkulu dengan Harian Semarak Bengkulu tentang dukungan massa Agusrin M. Najamudin dalam Kegiatan Kampanye
Pilkada
No
|
Indikator
|
Perbandingan
Pemberitaan
|
|
Harian Rakyat Bengkulu
|
Harian Semarak Bengkulu
|
||
1
|
Tematik
|
Dukungan massa kepada Agusrin
M. Najamudin selalu di jadikan sebagai headline.
|
Tema yang diangkat adalah tema
umum tentang kegiatan kampanye pilkada Agusrin M. Najamudin.
|
2
|
Skematik
|
Dukungan massa kepada Agusrin
M. Najamudin selalu diskemakan (diakomodasikan) dalam judul, lead, dan
story (isi berita).
|
Dukungan massa kepada Agusrin
M. Najamudin, tidak selalu diskemakan dalam judul, dan lead hanya
dimasukkan sebagai salah satu bagian berita.
|
3
|
Semantik
|
Keberasilan Agusrin M. Najamudin
dalam meraih dukungan dan simpati dari massa selalu diberitakan secara
eksplisit, dengan menggunakan detil.
|
Keberhasilan Agusrin M. Najamudin
dalam meraih dukungan hanya dijelaskan dalam bagian berita, tidak ada
penekanan khusus, beritanya bersifat informatif.
|
4
|
Sintaksis
|
-
Berita tentang dukungan massa
kepada Agusrin disampaikan dengan kalimat yang variatif, seperti bentuk
kalimat, maksud dan menggunakan kata ganti.
-
Mengakomodasi pendapat yang
mengomentari dan melegetimasi dukungan massa terhadap kampanye Agusrin M. Najamudin
|
-
Berita tentang dukungan massa
kepada Agusrin disampaikan dengan cara yang sama dengan calon gubernur
lainnya, dengan menyebut urutan dukungan massa.
-
Tidak mengutip pendapat yang
mengomentari dan melegetimasi dukung massa kepada Agusrin.
|
5
|
Stilistik
|
Berita-berita tentang dukungan
massa kepada Agusrin M. Najamudin dilabelkan dengan kata-kata yang bercitra
baik seperti ‘ribuan,’ ‘lautan,’ dan ‘menyemut.’
|
Dukungan massa kepada Agusrin
M. Najamudin diinformasikan dengan cara yang biasa tanpa menggunakan kata atau
istilah yang berlebihan.
|
6
|
Retorik
|
Foto Agusrin M. Najamudin selalu disertakan dalam berita
|
Foto Agusrin M. Najamudin tidak selalu disertakan dalam berita.
|
3.3. Analisis Wacana Kritis: Kognisi sosial wartawan harian Rakyat
Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu dalam memandang
pikiran/pernyataan Agusrin dan dukungan massa Agusrin M. Najamudin dalam
kegiatan kampanye pilkada.
Kecenderungan
pemberitaan harian Rakyat Bengkulu tentang pikiran/pernyataan Agusrin
dan dukungan massa Agusrin sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, tidak
terlepas dari kognisi atau pandangan wartawan harian Rakyat Bengkulu
tentang Agusrin M. Najamudin sebagai salah seorang calon gubernur Bengkulu.
Dari hasil penelitian terhadap kognisi sosial wartawan harian Rakyat Bengkulu
dalam hal ini hasil wawancara
dengan pemimpin redaksi harian Rakyat Bengkulu (Dedy Wahyudi), ditemukan
relevansi antara pikiran (kognisi) wartawan dengan teks berita yang dimuat
dalam harian Rakyat Bengkulu.
Agusrin
dipandang oleh wartawan harian Rakyat Bengkulu sebagai seorang
calon yang ‘layak’ untuk menjadi Gubernur Bengkulu, karena di mata wartawan
harian Rakyat Bengkulu Agusrin memiliki keunggulan dari calon
gubernur yang lainnya. Penilaian ini akan memungkinkan Agusrin ditampilkan
dalam teks berita harian Rakyat Bengkulu dengan cara yang lebih
baik, unggul dan representatif dari calon gubernur lainnya.
Berdasarkan
penjelasan kognisi sosial wartawan harian Rakyat Bengkulu tentang pikiran/pernyataan
Agusrin dan dukungan massa Agusrin dalam kapasitasnya sebagai salah satu calon
gubernur propinsi Bengkulu dalam arena pilkada langsung dapat diintisarikan
sebagai berikut:
Tabel 4.
Kognisi Sosial
Wartawan Harian Rakyat Bengkulu
KOGNISI SOSIAL WARTAWAN
HARIAN RAKYAT BENGKULU
|
|
PIKIRAN
AGUSRIN M. NAJAMUDIN
|
1. Agusrin M. Najamudin mempunyai banyak kelebihan dari calon
gubernur lainnya.
2. Agusrin M. Najamudin mempunyai pikiran yang baik dan
pernyataannya sering bombastis dalam dunia politik lokal.
3. Selama masa
kampanye pilkada, pikiran Agusrin M. Najamudin berada pada posisi teratas
dalam nominasi redaksi harian Rakyat Bengkulu.
4.
Pikiran dan pendapat Agusrin M. Najamudin selalu
memiliki nilai berita (news value).
|
DUKUNGAN MASSA
AGUSRIN M. NAJAMUDIN
|
1. Memberitakan keberhasilan Agusrin M. Najamudin dalam meraih
dukungan massa, dan tidak mempublikasikan kekalahannya adalah subjetivitas
yang wajar-wajar saja.
2. Penampilan foto Agusrin M. Najamudin dalam setiap berita atas
pertimbangan promosi, karena Agusrin M. Najamudin pendatang baru dalam
kehidupan politik lokal.
3. Agusrin M. Najamudin layak menjadi pemenang pilkada, karena
dia tidak memiliki kompliksitas masa lalu dan bersih dari KKN.
4. Bagian dari kebijakan redaksional harian Rakyat Bengkulu:
menyediakan ruang yang banyak untuk memberitakan dukungan massa Agusrin
dalam kegiatan kampanye pilkada.
|
4. SIMPULAN DAN SARAN
4.1. SIMPULAN
Harian Rakyat
Bengkulu sebagai media cetak lokal terbesar yang ada di propinsi
Bengkulu, sering memberitakan aktivitas Agusrin M. Najamudin sebagai salah satu
calon gubernur Propinsi Bengkulu dalam kegiatan kampanye pilkada. Harian Rakyat
Bengkulu memiliki kecenderungan dan cara tersendiri dalam memberitakan
Agusrin M. Najamudin sebagai salah satu calon gubernur propinsi Bengkulu. Dari
hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Harian Rakyat Bengkulu
cenderung memperlihatkan upaya representasi-nya terhadap Agusrin M.
Najamuddin dalam setiap pemberitaannya, dengan selalu memberitakan pikiran Agusrin
dan dukungan massa kepada Agusrin dalam kegiatan kampanye yang dilakukannya.
Agusrin oleh harian Rakyat Bengkulu
cenderung diberitakan dengan cara yang lebih baik dibandingkan dengan harian Semarak Bengkulu. Harian Semarak Bengkulu dalam memberitakan
pikiran Agusrin dan dukungan massa kepada Agusrin dikonstruksikan dengan apa
adanya tanpa ada penekanan apapun dalam teks beritanya. Sehingga harian Rakyat Bengkulu terkesan sebagai
“panggung kampanye” bagi Agusrin M. Najamuddin.
2.
Harian Rakyat Bengkulu mempunyai cara dan startegi
pemberitaan tersendiri dalam mengkonstruksi realitas yang berkaitan dengan
Agusrin M. Najamuddin sebagai calon gubernur Bengkulu dalam kegiatan kampanye
pilkada. Strategi tersebut terwujud dalam beberapa struktur wacana teks
beritanya, melalui struktur tematik, skemaik, semantik, sintaksis, stilistik
dan struktur retoris.
3.
Struktur teks yang ditampilkan
harian Rakyat Bengkulu merupakan perwujudan dari kognisi sosial
wartawan yang bekerja di harian ini. Hal ini ditandai dengan adanya kesamaan antara
isi teks berita harian Rakyat Bengkulu tentang Agusrin M. Najamudin
sebagai calon gubernur propinsi Bengkulu, dengan kognisi sosial wartawan harian
Rakyat Bengkulu mengenai Agusrin. Di samping hal di atas, wacana
yang dikembangkan dalam teks berita tersebut juga mengekspresikan aturan,
nilai, norma, pandangan, keyakinan, pengetahuan, dan sikap yang dimiliki oleh
wartawan harian Rakyat Bengkulu. Kedekatan wartawan dan Agusrin,
baik secara emosional atau personal, maupun secara struktur, juga turut mempengaruhi
struktur pemberitaannya tentang Agusrin M. Najamudin. Dalam pandangan wartawan
harian Rakyat Bengkulu, Agusrin adalah calon gubernur terbaik,
karena dinilai sebagai pendatang baru dalam dunia politik daerah, belum pernah
terlibat kasus KKN dan seorang pengusaha yang mempunyai pemikiran cemerlang
dalam membangun Bengkulu, sehingga dalam batas kewajaran apabila dalam pemberitaannya
ditampilkan dengan baik karena calon sendiri memiliki news value yang
layak jual.
4.2. SARAN
Ada beberapa saran yang
dihasilkan dari penelitian ini:
1.
Berubahnya sistem pemilihan kepala
daerah dari tidak langsung menjadi langsung dalam kehidupan politik daerah,
hendaknya dijadikan oleh harian Rakyat Bengkulu khususnya dan
media massa umumnya sebagai ajang pendidikan politik terhadap masyarakat,
dengan memberikan informasi-informasi yang mendidik dan demokratis, seperti
menonjolkan nilai-nilai demokratis dari kegiatan pilkada tersebut, sembari
meminimalisir keberpihakan terhadap salah satu calon, serta tidak membuka diri
sebagai “panggung kampanye” bagi salah satu calon gubernur. Media massa sebagai salah satu saluran
komunikasi politik, idealnya setiap media menjadi pengawal jalannya kegiatan
pilkada atau event politik lainnya, bukan terjerembab kedalam praktek media
partisan.
2.
Meskipun keberpihakan suatu media
terhadap seorang calon tidak dapat dihindari, namun keberpihakan diharapkan
dapat ditekan seminimal mungkin. Hal ini diperlukan karena media massa
beroperasi pada ranah publik, dibalik kebebasan redaksi dan pemilik media untuk
merepresntasikan diri dan calonnya dengan lebih baik, ada kebebasan publik
untuk mendapatkan informasi yang objektif dan berimbang.
3.
Diharapkan hasil penelitian ini
minimal dapat merangsang daya kritis kita terhadap pemberitaan media, yang
mustahil untuk tidak bias dan parsial. Oleh karena itu dibutuhkan daya selektif
untuk menerima informasi yang ditawarkan oleh media massa, salah satunya dengan
menumbuhkan kehidupan melek media bagi masyarakat. Setidaknya dengan pemahaman
kritis dan sikap selektif tersebut, kita dapat terhidar dari aksi brutal yang
disebabkan oleh provokasi media.
DAFTAR PUSTAKA
Eriyanto. 2005. Analisis Wacana: Pengantar
Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.
Hamad, Ibnu. 2004. Konstrukasi Realitas Politik dalam Media Massa;
Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Kampanye. Jakarta: Granit.
Littlejohn, Stephen. 1996. Theories of Human Communication.
California: Wadsworth Publishing Company.
Mulyana, Deddy. 2004. Metode Penelitian
Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Shoemaker, Pamela J., dan Stephen D. Reese.
1991. Mediating the Message Theories of Influence on Mass Media Content.
New York: Longman Publishing Group.
Umry,
Irham Taufik. (Juni 23, 2005). Pilkada Dan Peluang Incumbent (Pigur yang
sedang berkuasa). From: http://www.waspada.co.id/opini/
artikel/artikel.php?article_id=63089 (September 38, 2005).
Harian Rakyat
Bengkulu, Juni 2005
Harian Rakyat
Bengkulu, September 2005
Harian Semarak
Bengkulu, Juni 2005
Harian Semarak
Bengkulu, September 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar