rthadi

HOME

Jumat, 10 Mei 2013

Artikel analisis media


KAMPANYE PILKADA AGUSRIN DI MASS MEDIA: Sebuah Analisis Wacana
oleh:
Robeet Thadi, S.Sos., M.Si


ABSTRACT
The election of head district directly in political history is something new in the territory. In the opinion of mass media, this event have news value, so almost all mass media report them. Daily of Rakyat Bengkulu is one of the regional mass media that intens in reporting the campaign of head district election activity. This research is analysis news text as a construction discourse by Daily of Rakyat Bengkulu about the campaign of head district election activity of Agusrin M. Najamudin. This news are dissection by using Critical Discourse Analysis model of “Social Cognition” from Teun A. van Dijk. Beside discover the press social cognition Daily of Rakyat Bengkulu through deep interview, this research also using the Daily of Semarak Bengkulu as a standard comparison media. The result of this research indicate that Daily of Rakyat Bengkulu in its reporting tend to construct of mind and performance of Agusrin with the best way and exaggerate it. Social cognition press of Daily of Rakyat Bengkulu appraise Agusrin is the best candidate of governor from the others, in this thing it will clarify that daily tend of campaign Agusrin M. Najamudin as a proper candidate of governor that must be supported by Bengkulu society.

Keyword: Critical Discourse Analysis, Campaign, and social cognition.


1.    PENDAHULUAN
Peristiwa politik dalam hal ini kampanye politik selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan liputan. Hal ini terjadi karena ada dua faktor yang saling berkaitan. Pertama, dewasa ini politik (kampanye politik) berada di era mediasi (political in the age of mediation) yakni media massa, sehingga hampir  mustahil kehidupan politik dipisahkan dari media massa. Kedua, peristiwa politik dalam bentuk tingkah laku dan pernyataan para aktor politik lazimnya selalu mempunyai nilai berita sekalipun peristiwa politik itu bersifat rutin belaka, seumpamanya rapat partai atau pertemuan seorang tokoh politik dengan para pendukungnya (Hamad, 2004: 1). Apalagi jika peristiwa politik itu bersifat luar biasa seperti pemilihan kepala daerah langsung sebagai budaya baru dalam perpolitikan di tanah air. Alhasil, liputan politik senantiasa menghiasi berbagai media setiap harinya.
Secara kuantitatif, menurut data desk Pilkada Departemen Dalam Negeri (dalam Umry, 2005) sepanjang Juni 2005 ada 226 daerah di seluruh tanah air melaksanakan perhelatan demokrasi lokal pilkada langsung. 11 Provinsi akan memilih gubernur, 179 kabupaten memilih bupati dan 36 kota memilih walikota. Sedangkan pemilih yang terlibat dalam pilkada meliputi 77 juta orang. Bengkulu merupakan salah satu dari 11 provinsi yang memilih gubernurnya. Secara nasional, calon kepala daerah/wakil kepala daerah yang muncul meramaikan bursa Pilkada terdiri dari berbagai aneka ragam latar belakang profesinya. Ada yang berasal dari birokrat, pengusaha, dosen, pimpinan/anggota DPRD, pensiunan/purnawirawan, BUMN dan swasta. Dari profil calon tersebut, mantan kepala daerah/wakil kepala daerah maupun yang masih menjabat menguasai bursa calon.
Pada Pilkada pemilihan gubernur Provinsi Bengkulu, ada satu pasang calon yang berasal dari pengusaha dan ustadz, pasangan ini memperoleh perhatian lebih dari media cetak lokal. Hal ini dapat dimaklumi karena keduanya bukan berasal dari birokrasi dan pelaku baru dalam politik daerah, saat mencalonkan diri keduanya sama-sama berusia 35 tahun. Sang calon banyak mengundang perhatian wartawan, menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini, terutama menyangkut bagaimana media mewacanakan calon tersebut dalam pemberitaannya setiap hari selama massa kampanye pilkada.
Harian Rakyat Bengkulu adalah salah satu surat kabar daerah yang selalu memberitakan kegitan kampanye pilkada. Media ini sangat concern dalam mengikuti perkembangan tahapan pilkada. Selama masa kampanye, berita tentang pilkada menempati halaman-halaman khusus yang berbeda pada hari-hari di luar kampanye pilkada. Berita tentang hal tersebut selain ditempatkan pada halaman dua dan tiga dengan rubrik Suksesi Pilkada, dan rubrik Jepret pada halaman empat dan lima, pada hari-hari tertentu rubrik Jepret pun diterbitkan lebih dari empat halaman dengan konsekuensi bertambahanya jumlah halaman. Pada hari-hari biasa media ini hanya terbit 20 halaman, namun pada hari-hari selama pilkada berlangsung media ini terbit 24 halaman dan bahkan pada tanggal 23 Juni 2005 terbitan mencapai 32 halaman. Setiap harinya berita tentang pilkada juga selalu memenuhi kolom-kolom rubrik Berita Utama pada halaman satu harian Rakyat Bengkulu.
Berbeda dengan media daerah lainnya dalam hal ini harian Semarak Bengkulu, menurunkan berita pilkada berimbang dengan berita-berita lain yang terjadi di daerah maupun nasional. Harian ini lebih memilih proses dan persiapan keberlangsungan pilkada, berita yang dimuat lebih bersifat status quo karena media ini berada dibawah kendali humas pemda kota Bengkulu. Ini juga yang menjadi pertimbangan mengapa media harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu dipilih sebagai objek kajian dalam penelitian ini.
Beragamnya wajah dan latar belakang kandidat gubernur dan wakil gubernur beserta visi dan misinya masing-masing, akan semakin memperbanyak pilihan berita yang akan dimuat oleh setiap media. Pilihan berita oleh setiap media ditentukan dengan berbagai pertimbangan. Shoemaker dan Reese (1991: 223) misalnya, menyebut lima faktor yang mempengaruhi kecenderungan berita suatu media yaitu: individu pekerja media, rutinitas media, organisasional, ekstra media dan ideologi.
Dari lima kecenderungan di atas, terutama kognisi sosial wartawan/individu pekerja media akan mempengaruhi perbedaan kecenderungan berita setiap media. Kognisi sosial merupakan kesadaran mental wartawan, karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa. Faktor tersebut juga akan memungkinkan setiap media berbeda dalam mengkonstruksi (memberitakan) tentang realitas yang sama. Bagaimana realitas itu akan dikemas menjadi berita sangat tergantung pada bagaimana realitas itu dipahami, didefinisikan dan dimaknai.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian ini adalah bagaimana harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu mewacanakan tentang kampanye pilkada Agusrin M. Najamudin dalam pemilihan gubernur pada pilkada Provinsi Bengkulu dalam pemberitaannya.
Dari fokus masalah tersebut, maka secara umum ada tiga pertanyaan penelitian yang akan dijawab, yaitu:
1.      Bagaimana kecenderungan (trend) pemberitaan harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu tentang kampanye Agusrin M. Najamudin dalam pemilihan gubernur pada pilkada Provinsi Bengkulu?
2.      Bagaimana cara harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu mengkonstruksi realitas yang berkaitan dengan kampanye politik Agusrin M. Najamudin sebagai salah satu calon gubernur pada pilkada Provinsi Bengkulu ke dalam teks beritanya?
3.      Bagaimana kognisi sosial wartawan harian Rakyat Bengkulu dalam memandang kampanye politik pilkada Agusrin M. Najamudin sebagai salah satu calon gubernur Provinsi Bengkulu?
Penelitian ini bermaksud menjelaskan bagaimana harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu mengkonstruksikan teks-teks beritanya tentang kampanye politik Agursin M. Najamuddin sebagai salah satu calon gubernur pada pilkada Provinsi Bengkulu.
Dari tiga pertanyaan penelitian di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini:
1        Menjelaskan kecenderungan (trend) pemberitaan harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu tentang kampanye politik Agusrin M. Najamudin sebagai salah satu calon gubernur pada pilkada Provinsi Bengkulu.
2        Mengetahui cara harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu mengkonstruksi realitas yang berkaitan dengan kampanye politik Agusrin M. Najamudin sebagai salah satu calon gubernur pada pilkada Provinsi Bengkulu ke dalam teks berita, dan
3        Mengetahui bagaimana kognisi sosial wartawan harian Rakyat Bengkulu dalam memandang kampanye politik pilkada Agusrin M. Najamudin sebagai calon gubernur pada pilkada Provinsi Bengkulu.

2. METODE
Penelitian ini termasuk dalam perspektif interpretif. Mulyana (2004: 146) menyebut penelitian kualitatif dengan istilah interpretif atau paradigma subjektif. Jenis penelitian ini memberikan peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi-interpretasi alternatif (Littlejohn, 1996: 16). Ditambahkan Eriyanto (2005: 59) bahwa proses pemaknaan dalam teori interpretif tidak bisa dilepaskan dari unsur subjektivitas sang pemberi makna, dimana keberpihakan peneliti atas suatu masalah sangat menentukan bagaimana teks ditafsirkan. Sedangkan pendekatan analisis data yang dipakai adalah analisis wacana kritis dari Teun A. van Dijk.
Penelitian ini menjadikan berita sebagai unit analisis. Pemberitaan yang dianalisis adalah semua pemberitaan yang berkaitan dengan berita kampanye politik Agusrin M. Najamudin dalam kapasitasnya sebagai salah satu calon gubernur Bengkulu dalam pilkada langsung pada harian Rakyat Bengkulu  dan harian Semarak Bengkulu. Waktu yang dipilih adalah tanggal terbitan harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu selama musim kampanye pilkada putaran pertama dan putaran kedua yaitu, tanggal 14-24 Juni 2005 dan tanggal 26-29 Septermber 2005. Tanggal tersebut merupakan waktu berlangsungnya agenda-agenda penting pemilihan kepala daerah di Propinsi Bengkulu.
Terhadap berita yang ada, selanjutnya akan dibedakan berdasarkan dua kategori yang telah ditetapkan, yaitu berita tentang pikiran/pernyataan Agusrin sebagai Calon gubernur Bengkulu dan berita tentang dukungan massa Agusrin dalam kegiatan kampanye pilkada Agusrin M. Najamuddin.
Pikiran/pernyataan Agusrin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah opini yang disampaikan oleh Agusrin M. Najamuddin sebagai calon gubernur propinsi Bengkulu, baik yang disampaikan dalam forum sosialisasi dan pemaparan visi dan misinya, maupun di luar forum kampanye, sepanjang masih berkaitan dengan keikutsertaannya sebagai calon gubernur propinsi Bengkulu. Pemikiran tersebut dibatasi pada opini Agusrin yang dipublikasikan oleh harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu selama kampanye pilkada putaran pertama dan kedua.
Sedangkan yang dimaksud dengan dukungan massa Agusrin dalam penelitian ini adalah pemberitaan surat kabar tentang hasil yang diperoleh oleh Agusrin M. Najamuddin, menyangkut dukungan dan penerimaan masyarakat di kabupaten dan kota selama masa kampanye yang dilaksanakan oleh tim kampanye dan KPUD propinsi Bengkulu, lebih fokus lagi teks berita dukungan massa yang menghadiri kegiatan kampanye pilkada Agusrin. Berita yang dimaksud dibatasi pada terbitan kedua media (harian Rakyat Bengkulu dan Semarak Bengkulu) tersebut selama masa kampanye putaran pertama dan kedua.
Kategori berita tentang Agusrin dalam penelitian ini adalah semua berita yang menginformasikan tentang pikiran dan dukungan massanya dalam kegiatan kampanye pilkada cagub/cawagub Propinsi Bengkulu. Ada 9 berita tentang kegiatan kampanye pilkada Agusrin M. Najamuddin sebagai calon gubernur pada pilkada dalam harian Rakyat Bengkulu. Dari 9 berita tersebut akan dipilih dan dikelompokkan berdasarkan dua kategori di atas. Sementara pada harian Semarak Bengkulu ada 4 berita tentang kegiatan kampanye pilkada Agusrin M. Najamuddin, tehadap ke 4 berita tersebut juga dikelompokkan berdasarkan kedua kategori di atas dan dianalisis dengan enam unsur analisis wacana kritis model van Dijk.
Berdasarkan kategori tersebut, maka secara umum ada empat jenis data yang dikumpulkan, yaitu: 1) Teks berita harian Rakyat Bengkulu tentang pikiran/pernyataan Agusrin M. Najamuddin sebagai calon gubernur dalam kegiatan kampanye pilkada. 2) Teks berita harian Rakyat Bengkulu tentang dukungan massa Agusrin M. Najamuddin dalam kegiatan kampanye pilkada Agusrin M. Najamuddin; 3) Teks berita harian Semarak Bengkulu tentang pikiran/pernyataan Agusrin M. Najamuddin sebagai calon gubernur dalam kegiatan kampanye pilkada; 4) Teks berita harian Semarak Bengkulu tentang dukugan massa Agusrin M. Najamuddin dalam kegiatan kampanye pilkada Agusrin M. Najamuddin.
Selain itu, untuk melengkapi data dalam penelitian ini, khususnya untuk mengetahui kognisi sosial wartawan yang memproduksi berita, dilakukan wawancara mendalam dengan wartawan harian Rakyat Bengkulu.

3. HASIL PENELITIAN
Analisis wacana terhadap teks berita yang diperoleh dari dua kategori berita yang diwacanakan oleh harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu, tentang Pikiran/pernyataan Agusrin dan dukungan massa Agusrin dalam kegiatan kampanye pilkada cagub/cawagub Propinsi Bengkulu tahun 2005, melalui enam elemen wacana kritis pendekatan van Dijk. Peneliti menemukan perbedaan signifikan mengenai kecenderungan dan cara pemberitaan antara harian Rakyat Bengkulu dengan harian Semarak Bengkulu, tentang pikiran/pernyataan Agusrin dan dukungan massa Agusrin sebagai salah seorang calon gubernur dalam kegiatan kampanye pilkada cagub/cawagub propinsi Bengkulu.
Meskipun kedua harian lokal tersebut memotret realitas umum yang sama tentang kegiatan pilkada, namun mereka mempunyai standar nilai yang berbeda, sehingga kedua harian lokal tersebut mempunyai kecenderungan pemberitaan yang berlainan.
Harian Semarak Bengkulu cenderung untuk mengembangkan figur Agusrin dengan apa adanya sebagai calon gubernur dalam kegiatan kampanye pilkada, sedangkan harian Rakyat Bengkulu lebih cenderung untuk menjadikan moment tersebut untuk merepresentasikan figur tertentu, di mana Agusrin adalah calon yang mewakili anak muda dan memiliki pikiran dan pernyataan yang berbeda dengan calon gubernur yang lain.
Untuk lebih memperjelas perbedaan konstruksi wacana antara harian Semarak Bengkulu dengan harian Rakyat Bengkulu tentang realitas yang berkaitan dengan pikiran/pernyataan Agusrin dan dukungan massa Agusrin sebagai salah seorang calon gubernur Bengkulu dalam kegiatan kampanye pilkada, dapat dilihat dari struktur wacana (tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik dan retorik) yang dikembangkan oleh kedua media lokal tersebut, yang inti sarinya lihat tabel 1 dan tabel 3 tulisan ini.
Sementara kognisi sosial wartawan harian Rakyat Bengkulu dalam memandang pemikiran dan prestasi Agusrin M. Najamudin dalam kegiatan kampanye pilkada cagub/cawagub propinsi Bengkulu lihat tabel 4.

3.1.  Analisis Wacana Kritis: Perbandingan berita harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu tentang pikiran Agusrin M. Najamudin.

Ada satu berita harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu yang berkaitan dengan pikiran Agusrin M. Najamudin dalam kampanye pemilihan gubernur propinsi Bengkulu yang akan dianalisis dalam bagian ini, yaitu berita tanggal 23 Juni 2005. Kedua harian ini menurunkan berita tentang debat kandidat calon gubernur/wakil gubernur propinsi Bengkulu, khususnya Agusrin M. Najamudin. Harian Rakyat Bengkulu menulis judul ‘2,5 Tahun Tidak Maju, Agusrin Siap Mundur, yang diletakan pada bagian tengah bawah halaman headline. Sementara harian Semarak Bengkulu membuat judul Target Ir. Agusrin M. Najamudin dalam 2,5 tahun. Untuk mengetahui bagaimana makna teks yang ditulis oleh wartawan kedua harian tersebut, dilakukan analisis menggunakan enam elemen/struktur wacana dari van Dijk, dengan perbandingan pemberitaan seperti tabel 1.
Tabel 1.
Perbandingan berita harian Rakyat Bengkulu dengan harian Semarak Bengkulu tentang pikiran/pernyataan Agusrin M. Najamudin

No
Indikator
Perbandingan Pemberitaan
Rakyat Bengkulu
Semarak Bengkulu
1
Tematik
Inti dari pikiran/pernyataan dan pendapat Agusrin M. Najamudin selalu dijadikan sebagai judul berita, yang bersifat persuasif (promosi).
Pikiran/pernyataan Agusrin memang dikutip dalam judul tetapi tidak memberikan penekanan apapun.
2
Skematik
Judul, lead, dan isi berita yang diskemakan, didominasi oleh kutipan pikiran Agusrin M. Najamudin. Dan komentar yang merepresentasikan pikiran Agusrin M. Najamudin.
Judul, lead, dan isi berita yang diskemakan, memuat kutipan pikiran Agusrin M. Najamudin. Namun tidak ada komentar yang merepresentasikan pikiran Agusrin M. Najamudin.
3
Semantik
Pikiran Agusrin M. Najamudin selalu dijelaskan secara detil dengan penjelasan yang panjang lebar.
Pendapat dan pikiran Agusrin M. Najamudin, memang dikutip secara detil namun teks berita yang diangkat ditulis dengan apa adanya.
4
Sintaksis
Pikiran/pernyataan dan sosok Agusrin M. Najamudin sebagai wakil dari generasi muda dikonstruksi dengan bahasa yang baik dan dikemas dengan kalimat yang persuasif.
Pikiran dan pendapat Agusrin M. Najamudin dikutip dengan bahasa apa adanya, tidak ada penekanan apapun.
5
Stilistik
Memilih kata yang mempertegas pikiran dan pendapat, serta sikap Agusrin M. Najamudin terhadap suatu hal.
Tidak ada penggunaan kata tertentu dalam mengutip pikiran Agusrin, karena harian Semarak Bengkulu tidak memberikan penekanan tertentu pada pikiran Agusrin M. Najamudin.
6
Retoris
-   Penekanan dilakukan dengan memuat foto Agusrin M. Najamudin.
-   Berita tentang pikiran Agusrin M. Najamudin biasanya ditempatkan pada halaman 1 (Rubrik Berita Utama).
-  Ada penekanan pada foto tapi tidak relevan dengan berita.
-  Berita tentang pikiran Agurin M. Najamudin ditemaptkan pada halaman 11.



3.2.  Analisis Wacana Kritis: Perbandingan berita harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu tentang dukungan massa Agusrin M. Najamudin dalam kegiatan kampanye Pilkada.

Menyangkut teks berita yang masuk dalam kategori dukungan massa Agusrin dalam kegiatan kampanye pilkada, ada lima berita harian Rakyat Bengkulu yang dianalisis, yaitu; edisi Rabu, 15 Juni 2005, Jum’at, 17 Juni 2005, Sabtu, 18 Juni 2005, Minggu, 19 Juni 2005, dan Senin, 20 Juni 2005.
Dipilihnya lima edisi di atas untuk dianalisis, bukan berarti bahwa harian Rakyat Bengkulu hanya lima kali memberitakan tentang dukungan massa yang diperoleh Agusrin dalam kegiatan kampanye pilkadanya. Lima edisi berita tersebut dianggap telah mewakili berita yang lainnya, baik dari segi keterwakilan berita kegiatan kampanye pilkada di beberapa daerah kota/kabupaten, maupun dari segi isi berita yang mempublikasikan raihan dukungan massa yang diperoleh Agusrin M. Najamuddin.
Hasil temuan peneliti, selama massa kampanye putaran pertama dan putaran kedua dalam bulan Juni dan September 2005, harian Rakyat Bengkulu menulis delapan berita yang berkaitan dengan dukungan massa yang diperoleh Agusrin dalam kegiatan kampanye pilkada tingkat kabupaten/kota. Kedelapan berita tersebut menggunakan judul yang secara langsung menyebut nama Agusrin. Dari segi penempatan berita, lima berita yang berkaitan dengan dukungan massa Agusrin ditempatkan menjadi berita utama pada halaman satu dan bersambung pada halaman sembilan belas dan sebagian halaman dua puluh tiga. Sedangkan tiga berita lainnya diberitakan pada halaman 7, 9 dan 11, yang juga dinilai strategis setelah halaman pertama, jelasnya lihat tabel berikut:
Tabel 2
Kategorisasi Berita tentang dukungan massa Agusrin M. Najamudin pada Harian Rakyat Bengkulu selama Juni dan September 2005

No
Kategori Berita
Halaman
Total
1
9
7
11
1
Berita berdasarkan penempatan dalam halaman
5
1
1
1
8
2
Berita yang menyebut nama Agusrin dalam judulnya
5
1
1
1
8
3
Berita yang mencantumkan foto Agusrin M. Najamudin di tengah massa pendukungnya
4
1
0
0
5

Sementara pemberitaan dukungan massa Agusrin dalam kegiatan kampanye pilkada yang diwacanakan harian Semarak Bengkulu, yakni edisi Senin, 20 Juni 2005, Rabu, 29 Juni 2005, dan Kamis, 29 September 2005. Dari hasil penilitan di lapangan, berita tentang kegiatan kampanye pilkada tidak terbatas dari tiga berita tersebut di atas, namun berita yang menjelaskan tentang dukungan massa kepada Agusrin, hanya ditemukan tiga edisi dimaksud. Menurut peneliti ketiga teks berita tersebut cukup mewakili dan masuk dalam kategori berita dukungan massa yang diperoleh Agusrin M. Najamuddin. Satu dari berita Harian Semarak Bengkulu tersebut, sama dengan hari dan tanggal terbitan harian Rakyat Bengkulu yang telah dianalisis sebelumnya. Sedangkan pada dua edisi lainnya berbeda dengan pemberitaan yang diangkat oleh harian Rakyat Bengkulu, namun kedua wacana tersebut, peneliti tetap mengkategorikannya sebagai pemberitaan harian Semarak Bengkulu tentang dukungan massa kepada Agusrin, meskipun secara kuantitas dan kualitas tidak sama dengan berita yang ditulis harian Rakyat Bengkulu.

Tabel 3.
Perbandingan Berita Harian Rakyat Bengkulu dengan Harian Semarak Bengkulu tentang dukungan massa Agusrin M. Najamudin dalam Kegiatan Kampanye Pilkada

No
Indikator
Perbandingan Pemberitaan
Harian Rakyat Bengkulu
Harian Semarak Bengkulu
1
Tematik
Dukungan massa kepada Agusrin M. Najamudin selalu di jadikan sebagai headline.
Tema yang diangkat adalah tema umum tentang kegiatan kampanye pilkada Agusrin M. Najamudin.
2
Skematik
Dukungan massa kepada Agusrin M. Najamudin selalu diskemakan (diakomodasikan) dalam judul, lead, dan story (isi berita).
Dukungan massa kepada Agusrin M. Najamudin, tidak selalu diskemakan dalam judul, dan lead hanya dimasukkan sebagai salah satu bagian berita.
3
Semantik
Keberasilan Agusrin M. Najamudin dalam meraih dukungan dan simpati dari massa selalu diberitakan secara eksplisit, dengan menggunakan detil.
Keberhasilan Agusrin M. Najamudin dalam meraih dukungan hanya dijelaskan dalam bagian berita, tidak ada penekanan khusus, beritanya bersifat informatif.
4
Sintaksis
-      Berita tentang dukungan massa kepada Agusrin disampaikan dengan kalimat yang variatif, seperti bentuk kalimat, maksud dan menggunakan kata ganti.
-      Mengakomodasi pendapat yang mengomentari dan melegetimasi dukungan massa terhadap kampanye Agusrin M. Najamudin
-      Berita tentang dukungan massa kepada Agusrin disampaikan dengan cara yang sama dengan calon gubernur lainnya, dengan menyebut urutan dukungan massa.
-      Tidak mengutip pendapat yang mengomentari dan melegetimasi dukung massa kepada Agusrin.
5
Stilistik
Berita-berita tentang dukungan massa kepada Agusrin M. Najamudin dilabelkan dengan kata-kata yang bercitra baik seperti ‘ribuan,’ ‘lautan,’ dan ‘menyemut.’
Dukungan massa kepada Agusrin M. Najamudin diinformasikan dengan cara yang biasa tanpa menggunakan kata atau istilah yang berlebihan.
6
Retorik
Foto Agusrin M. Najamudin selalu disertakan dalam berita
Foto Agusrin M. Najamudin tidak selalu disertakan dalam berita.

3.3. Analisis Wacana Kritis: Kognisi sosial wartawan harian Rakyat Bengkulu dan harian Semarak Bengkulu dalam memandang pikiran/pernyataan Agusrin dan dukungan massa Agusrin M. Najamudin dalam kegiatan kampanye pilkada.

Kecenderungan pemberitaan harian Rakyat Bengkulu tentang pikiran/pernyataan Agusrin dan dukungan massa Agusrin sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, tidak terlepas dari kognisi atau pandangan wartawan harian Rakyat Bengkulu tentang Agusrin M. Najamudin sebagai salah seorang calon gubernur Bengkulu. Dari hasil penelitian terhadap kognisi sosial wartawan harian Rakyat Bengkulu dalam hal ini hasil wawancara dengan pemimpin redaksi harian Rakyat Bengkulu (Dedy Wahyudi), ditemukan relevansi antara pikiran (kognisi) wartawan dengan teks berita yang dimuat dalam harian Rakyat Bengkulu.
Agusrin dipandang oleh wartawan harian Rakyat Bengkulu sebagai seorang calon yang ‘layak’ untuk menjadi Gubernur Bengkulu, karena di mata wartawan harian Rakyat Bengkulu Agusrin memiliki keunggulan dari calon gubernur yang lainnya. Penilaian ini akan memungkinkan Agusrin ditampilkan dalam teks berita harian Rakyat Bengkulu dengan cara yang lebih baik, unggul dan representatif dari calon gubernur lainnya.
Berdasarkan penjelasan kognisi sosial wartawan harian Rakyat Bengkulu tentang pikiran/pernyataan Agusrin dan dukungan massa Agusrin dalam kapasitasnya sebagai salah satu calon gubernur propinsi Bengkulu dalam arena pilkada langsung dapat diintisarikan sebagai berikut:
Tabel 4.
Kognisi Sosial Wartawan Harian Rakyat Bengkulu

KOGNISI SOSIAL WARTAWAN HARIAN RAKYAT BENGKULU
PIKIRAN
AGUSRIN M. NAJAMUDIN

1.   Agusrin M. Najamudin mempunyai banyak kelebihan dari calon gubernur lainnya.
2.   Agusrin M. Najamudin mempunyai pikiran yang baik dan pernyataannya sering bombastis dalam dunia politik lokal.
3.   Selama masa kampanye pilkada, pikiran Agusrin M. Najamudin berada pada posisi teratas dalam nominasi redaksi harian Rakyat Bengkulu.
4.   Pikiran dan pendapat Agusrin M. Najamudin selalu memiliki nilai berita (news value).
DUKUNGAN MASSA
AGUSRIN M. NAJAMUDIN
1.   Memberitakan keberhasilan Agusrin M. Najamudin dalam meraih dukungan massa, dan tidak mempublikasikan kekalahannya adalah subjetivitas yang wajar-wajar saja.
2.   Penampilan foto Agusrin M. Najamudin dalam setiap berita atas pertimbangan promosi, karena Agusrin M. Najamudin pendatang baru dalam kehidupan politik lokal.
3.   Agusrin M. Najamudin layak menjadi pemenang pilkada, karena dia tidak memiliki kompliksitas masa lalu dan bersih dari KKN.
4.   Bagian dari kebijakan redaksional harian Rakyat Bengkulu: menyediakan ruang yang banyak untuk memberitakan dukungan massa Agusrin dalam kegiatan kampanye pilkada.

4. SIMPULAN DAN SARAN
           
4.1. SIMPULAN

Harian Rakyat Bengkulu sebagai media cetak lokal terbesar yang ada di propinsi Bengkulu, sering memberitakan aktivitas Agusrin M. Najamudin sebagai salah satu calon gubernur Propinsi Bengkulu dalam kegiatan kampanye pilkada. Harian Rakyat Bengkulu memiliki kecenderungan dan cara tersendiri dalam memberitakan Agusrin M. Najamudin sebagai salah satu calon gubernur propinsi Bengkulu. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal:
1.      Harian Rakyat Bengkulu cenderung memperlihatkan upaya representasi-nya terhadap Agusrin M. Najamuddin dalam setiap pemberitaannya, dengan selalu memberitakan pikiran Agusrin dan dukungan massa kepada Agusrin dalam kegiatan kampanye yang dilakukannya. Agusrin oleh harian Rakyat Bengkulu cenderung diberitakan dengan cara yang lebih baik dibandingkan dengan harian Semarak Bengkulu. Harian Semarak Bengkulu dalam memberitakan pikiran Agusrin dan dukungan massa kepada Agusrin dikonstruksikan dengan apa adanya tanpa ada penekanan apapun dalam teks beritanya. Sehingga harian Rakyat Bengkulu terkesan sebagai “panggung kampanye” bagi Agusrin M. Najamuddin.
2.      Harian Rakyat Bengkulu mempunyai cara dan startegi pemberitaan tersendiri dalam mengkonstruksi realitas yang berkaitan dengan Agusrin M. Najamuddin sebagai calon gubernur Bengkulu dalam kegiatan kampanye pilkada. Strategi tersebut terwujud dalam beberapa struktur wacana teks beritanya, melalui struktur tematik, skemaik, semantik, sintaksis, stilistik dan    struktur retoris.
3.      Struktur teks yang ditampilkan harian Rakyat Bengkulu merupakan perwujudan dari kognisi sosial wartawan yang bekerja di harian ini. Hal ini ditandai dengan adanya kesamaan antara isi teks berita harian Rakyat Bengkulu tentang Agusrin M. Najamudin sebagai calon gubernur propinsi Bengkulu, dengan kognisi sosial wartawan harian Rakyat Bengkulu mengenai Agusrin. Di samping hal di atas, wacana yang dikembangkan dalam teks berita tersebut juga mengekspresikan aturan, nilai, norma, pandangan, keyakinan, pengetahuan, dan sikap yang dimiliki oleh wartawan harian Rakyat Bengkulu. Kedekatan wartawan dan Agusrin, baik secara emosional atau personal, maupun secara struktur, juga turut mempengaruhi struktur pemberitaannya tentang Agusrin M. Najamudin. Dalam pandangan wartawan harian Rakyat Bengkulu, Agusrin adalah calon gubernur terbaik, karena dinilai sebagai pendatang baru dalam dunia politik daerah, belum pernah terlibat kasus KKN dan seorang pengusaha yang mempunyai pemikiran cemerlang dalam membangun Bengkulu, sehingga dalam batas kewajaran apabila dalam pemberitaannya ditampilkan dengan baik karena calon sendiri memiliki news value yang layak jual.


4.2. SARAN

Ada beberapa saran yang dihasilkan dari penelitian ini:
1.      Berubahnya sistem pemilihan kepala daerah dari tidak langsung menjadi langsung dalam kehidupan politik daerah, hendaknya dijadikan oleh harian Rakyat Bengkulu khususnya dan media massa umumnya sebagai ajang pendidikan politik terhadap masyarakat, dengan memberikan informasi-informasi yang mendidik dan demokratis, seperti menonjolkan nilai-nilai demokratis dari kegiatan pilkada tersebut, sembari meminimalisir keberpihakan terhadap salah satu calon, serta tidak membuka diri sebagai “panggung kampanye” bagi salah satu calon gubernur.  Media massa sebagai salah satu saluran komunikasi politik, idealnya setiap media menjadi pengawal jalannya kegiatan pilkada atau event politik lainnya, bukan terjerembab kedalam praktek media partisan.
2.      Meskipun keberpihakan suatu media terhadap seorang calon tidak dapat dihindari, namun keberpihakan diharapkan dapat ditekan seminimal mungkin. Hal ini diperlukan karena media massa beroperasi pada ranah publik, dibalik kebebasan redaksi dan pemilik media untuk merepresntasikan diri dan calonnya dengan lebih baik, ada kebebasan publik untuk mendapatkan informasi yang objektif dan berimbang.
3.      Diharapkan hasil penelitian ini minimal dapat merangsang daya kritis kita terhadap pemberitaan media, yang mustahil untuk tidak bias dan parsial. Oleh karena itu dibutuhkan daya selektif untuk menerima informasi yang ditawarkan oleh media massa, salah satunya dengan menumbuhkan kehidupan melek media bagi masyarakat. Setidaknya dengan pemahaman kritis dan sikap selektif tersebut, kita dapat terhidar dari aksi brutal yang disebabkan oleh provokasi media.

DAFTAR PUSTAKA
Eriyanto. 2005. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.
Hamad, Ibnu. 2004. Konstrukasi Realitas Politik dalam Media Massa; Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Kampanye. Jakarta: Granit.

Littlejohn, Stephen. 1996. Theories of Human Communication. California: Wadsworth Publishing Company.

Mulyana, Deddy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Shoemaker, Pamela J., dan Stephen D. Reese. 1991. Mediating the Message Theories of Influence on Mass Media Content. New York: Longman Publishing Group.
Umry, Irham Taufik. (Juni 23, 2005). Pilkada Dan Peluang Incumbent (Pigur yang sedang berkuasa). From: http://www.waspada.co.id/opini/ artikel/artikel.php?article_id=63089 (September 38, 2005).

Harian Rakyat Bengkulu, Juni 2005

Harian Rakyat Bengkulu, September 2005

Harian Semarak Bengkulu, Juni 2005

Harian Semarak Bengkulu, September 2005

Tidak ada komentar: